Misteri Segitiga Formosa



Segitiga Formosa adalah  kawasan berbentuk segitiga mirip Segitiga Bermuda. Orang-orang menyebutnya dengan “Segitiga Pusaran Setan Formosa”. Di kawasan ini terjadi pula peristiwa yang sama seperti yang terjadi di Bermuda. Bahkan beberapa orang menganggapnya jauh lebih berbahaya.  Kawasan tersebut merupakan pertemuan antara arus air hangat dengan air yang dingin.

Formosa

Sedangkan Formosa adalah nama untuk sebuah pulau yang terletak 145 km sebelah timur dari daratan Cina yang dipisahkan oleh Selat Formosa. Formosa juga adalah Cina Nasionalis yang lebih dikenal dengan nama Taiwan. Luas pulau ini sekitar 35.961 km2, dengan ibukota Taipeh. Formosa terkenal karena posisinya yang terletak di tenggara sebuah segitiga yang dikenal dengan nama “Sumur Setan”. Di tempat itu terjadi peristiwa yang menyangkut hilangnya kapal dan pesawat yang tak kalah misteriusnya dengan peristiwa yang terjadi di Segitiga Bermuda. Puncak atas Segitiga Formosa terletak di Pulau Gilbert, Laut Kuning. Daerah ini disebut dengan “Kuburan Kapal dan Pesawat Terbang”. Sudut timur lautnya terletak di Pulau Wake, sedangkan sudut tenggaranya terletak di  Pulau Formosa.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kawasan tersebut  merupakan pertemuan antara arus air hangat dengan air yang dingin. Gambaran ini sendiri cocok dengan apa yang disebut dengan Laut Setan, yaitu daerah di lautan yang tenang(800 mil sebelah tenggara Jepang). Daerah ini terletak di antara Pulau Ivojima dan Pulau Markus, tetapi kurang begitu terkenal dibanding Segitiga Bermuda. Barangkali karena letaknya yang jauh dari daratan Jepang. Sementara itu Segitiga Bermuda sangat akrab bagi kalangan pelaut Amerika yang pada gilirannya menelan banyak kapal dan pesawat. Kendati demikian, Laut Setan juga bertanggung jawab terhadap hilangnya beberapa kapal dan pesawat. Antara tahun 1950 dan 1954, di daerah ini telah hilang tidak kurang dari sembilan kapal besar tanpa meninggalkan bekas. Pemerintah Jepang sangat menaruh perhatian terhadap daerah ini dan mengumumkan bahwa ia merupakan daerah berbahaya dan tidak boleh didekati. Pada tahun 1955, pemerintah Jepang mengirim ekspedisi dangan membawa sejumlah pakar menuju daerah tersebut dengan menggunakan kapal Kawamaru. Malangnya Kawamaru lenyap tanpa pesan.

Seorang sarjana Amerika, Ivan Sanderson mengamati bahwa sebagian besar daerah tersebut memiliki kemiripan satu sama lain. Yaitu dalam letaknya yang berada di kawasan yang di situ bertemu arus panas dan dingin. Bahwasannya tempat tersebut dipandang sebagai titik simpul karena ia mengarahkan arus air atas dan bawah pada arah yang berlawanan. Sanderson yakin bahwa gerakan arus yang kuat dan ditimbulkan oleh dua aliran yang berlawanan serta dengan suhu yang berbeda tersebut, dapat menimbulkan gelombang magnetik hingga menjadi biang-keladi bagi semua kecelakaan itu. Akan tetapi teori Sanderson ini tidak dibangun atas suatu dalil. Tidak ada sesuatu pun yang membuktikan bahwa pertemuan dua aliran air yang berlawanan arah dan dengan suhu yang berbeda dapat menghasilkan gelombang magnetis di dalam bumi. Selain itu, teori Sanderson juga tidak menginterpretasikan cara kerja “Kuburan Setan” yang terletak di daratan. Yakni, dua di kutub utara dan kutub selatan, yang ketiga di sebelah utara Gurun Besar Afrika, dan keempat di pegunungan(barat-daya India).

Semua tempat yang merupakan pertemuan dua laut, yaitu pertemuan antara aliran air hangat dan air dingin. Tempat itu adalah kawasan yang dipilih Iblis dan pembantunya sebagai pusat pemerintahan kerajaan dan negaranya. Hal ini berkaitan dengan pengertian yang dimaksudkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau melarang seseorang untuk duduk diantara tempat yang panas dan yang teduh. Beliau mengatakan itu adalah tempat duduk setan. Daerah barzhakh(pertemuan dua arus) dipandang sebagai daerah “Perubahan” atau “Penetralan” arus air, untuk membentuk karakteristik yang khas di lautan dalam.

Sanderson yang sangat tertarik dengan semua keanehan tersebut, berusaha melihat letak Segitiga Bermuda dan Laut Setan dalam peta. Ternyata dia melihat bahwa kedua daerah tersebut terletak persis di garis bujur antara 30 dan 40 derajat sebelah utara khatulistiwa dan luasnya pun hampir sama. Melalui kesimpulan ini Sanderson melanjutkan pengamatannya pada hal lainnya dan dia menemukan bahwa terdapat 12 daerah di dunia ini  yang sejenis dengan itu. Dua di antaranya berada di Kutub Utara dan Kutub Selatan, sedangkan sepuluh lainnya terbagi dalam dua jajar. Jajaran pertama terletak pada garis bujur 40 derajat sebelah utara dan jajaran kedua terletak pada garis bujur 40 derajat sebelah selatan khatulistiwa. Masing-masing tempat terpisah sekitar 72 derajat pada garis lintang. Tempat tersebut disamping di dua kutub utara dan selatan, juga terdapat di daerah daratan. Satu di utara gurun pasir besar Afrika dan satu lagi di daerah pegunungan barat laut India.

Setan sendiri memang sangat tertarik pada posisi yang terletak antara dua hal yang bertentangan.  Tempat duduk yang paling mendapat prioritas Setan adalah ditengah antara tempat teduh dan tempat yang terkena sinar Matahari atau yang setengah berada ditempat panas dan setengah lainnya berada di tempat yang dingin. Karena tempat yang demikian itu memberikan kekuatan kepada Setan dan hanya Setanlah yang melakukannya.

Tempat panas  dalam hadis tersebut ialah tempat cahaya matahari ketika menimpa Bumi. Disebutkan pula sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah berkata, “Apabila salah seorang berada di tempat terbuka atau di tengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan meneduhinya bergeser, sehingga sebagian dari dirinya terletak di tempat panas dan sebagian lagi di tempat teduh, maka hendaknya dia berdiri(meninggkalkan tempat itu).” Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud.

No comments:

Post a Comment